- Kami, putra dan putri terluka Indonesia,
mengaku prihatin
atas pertumpahan darah
di seantero Indonesia.
- Kami, putra dan putri tertipu Indonesia,
mengaku dendam
pada bandit-bandit bangsa
yang menjarah suara masa lalu, masa kini, dan masa datang Indonesia.
- Kami, putra dan putri tersisih Indonesia,
mengaku bimbang
memilih bahasa
yang bisa dipahami sesama orang Indonesia.
Surabaya, 28 Oktober 2000
This entry was posted
on Saturday, October 28, 2000
at 00:00
and is filed under
2000
,
tanahair
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.