Balada kesendirian

Posted by ~alof in ,

(perjalanan itu pun berakhir)

Seorang lelaki muda melangkah menyusuri kisah.

Di rimba lengang
bersendiri merambah belukar.
Menerobos lalang dan onak.

Seorang lelaki muda melangkah menyusuri kisah.
Di padang rumput menghampar
berjajar sembilan bilah pedang terhunus
yang siap menghunjam.

Seorang lelaki muda melangkah menyusuri kisah.
Di telaga dena membentang.
Dibasuhnya jiwa luka.
Betapa perih melangkah sebatang kara.

Seorang lelaki muda melangkah menyusuri kisah.

(Ada segunduk tanah di gurun kerontang.
Entah kubur siapa.)

— 28 Nopember 1985

 

Senja mengambang di pintu kota
dan gerimis merinai tak selesai.
Aku berjalan dalam basah
memintas boulevard.

Ada seekor rajawali mengawang
membedah kelamnya langit.
lalu hinggap di ranting mati.
Tepekur dalam kesendiriannya.

Mataku tajam menatap matanya.
Kami berdua sama-sama sendiri.

Bangku taman yang basah
di bawah pohon willow yang telanjang.
Aku terperangkap dalam dialog tunggal
mencoba mengurai cerita yang masai.

Di sini aku pernah hadir
tatkala berusaha menemukan arti.
Dan ketika eksistensi menjelma
aku tidak lagi cuma sebentuk darah dan daging
karena ada sesuatu yang muncul di dalam:

pengertian akan harkat dan cerita.

Hujan telah usai.
Aku bangkit dari ilusi.

Ketika kutatap ranting mati
sang rajawali telah tiada.
(Barangkali dia telah temukan makna ...)

— 28 Nopember 1985

 

Suatu ketika kita akan mengerti
bahwa tak semua harap musti terjadi.
Karena kita masih belum bisa berkata
bahwa kita telah mengerti.

— 28 Nopember 1985

 

Word games

Posted by ~alof in ,

(tatkala tak lagi ada kata buat diujarkan)

Terlalu sering kita ingkari kata
dan membenamkannya dalam kata.
Namun sadarkah kita
bahwa mata tak pernah dusta
dengan cahaya dan airmatanya?
Di sana ada banyak cerita
yang kadangkala jauh lebih bermakna
daripada seuntaian kisah tak tuntas.

Jangan lagi bicara
karena aku sudah paham
tentang keingkaran
dan tentang kejujuran.

— 28 Nopember 1985

 

Solitude #1

Posted by ~alof in ,

(cakrawala jiwa)

Ketika bersendiri dalam kosmos
cerita terurai dalam tujuh rangkaian kata.
Adalah lebih baik mendapatkan kesendirian dalam nyata.
Karena kadangkala orang tak paham
betapa kita membutuhkan suasana
dimana angkasa bertaut dengan samudra
dalam satu horison jiwa.

Ada matahari bernyala.

— Kamar Iwan, 28 Nopember 1985

 

Terhimpit masa

Posted by ~alof in ,

Hujan menjaring dalam senja
dan sesaat lagi jam kota akan berdentang.
Aku belum lagi temukan kesepakatan kata.

— 20 Nopember 1985

 

# sambung rasa

# gurat kiwari