muna

Posted by ~alof in

Mulanya hendak kuberi judul: "Belati Muna"

karib sejati bukanlah orang yang gemar mengumbar puja-puji,
melainkan yang berani menyumbat mulut kita yang mengumbar basa-basi,

tidak sungkan katakan "tidak!" walau menikam hati,
bergairah serukan "ayo!" saat kemustahilan mengintai,
tegar ucapkan "berhenti!" justru saat kita menampak pelangi,

namun punya telinga yang tekun menyimak cerita yang kita ulang-ulang,

mata yang sanggup mengerling apa yang luput kita eja,
hati yang siap menyesap airmata kita sebelum tetes pertama tumpah,
benak yang tak henti menemukan ceruk yang kita alpa,
tangan yang sedia patah demi menatang keterpurukan kita,
lalu memeluk seraya berbisik,
"aku bersamamu, di sini".

dan pipinya akan rasakan perih yang lebih menyakitkan
justru pada saat tangannya menampar pipi kita.

baginya, duka kita adalah dasar samudera kelam
tanpa membiarkan dirinya tenggelam,
suka kita adalah sisi terluar antariksa
tanpa melenakan dirinya dalam eforia.

perkariban bukanlah sekedar soal rasa dan kata
melainkan segenap kesejatian diri dalam makna
yang sepenuhnya saling kita beri dan terima
tanpa pupur, gincu, dan aroma
hingga akhirnya masing-masing dari kita menemukan jalan pulang
ke tempat pertama kita mengawali tualang

untuk dilahirkan kembali.

— Beth, 06 September 2007 10:12

 

# sambung rasa

# gurat kiwari