christina

Posted by ~alof in

Pernah kucoba menghindar

(kamu, Christina)

Langit merah ketika sebongkah jiwa terkuak.
Mulut-mulut kecil meneriakkan suara
tanpa bunyi. Cuma desis kecil perlahan.
Ada yang berdentam jauh di sana
tetapi getarnya mendera sampai dada.
Kerucut cendawan jingga butakan mata
dan aku terpaku dalam diam.
Kenapa aku harus lari?

— Bandung, 1 Maret 1990


Pengakuan

(pada Christina)

Pengakuan adalah kejujuran terberat
bagai pengkhianatan diri
dan penghinaan atas kuasa hati.
Seperti orang berdiri
di karang tunggal di tengah badai.
Sendiri.
Tanpa daya.
Dan jika lengan itu terkulai,
usailah segalanya.
Tidak ada airmata.
Tidak ada cerita.
Angin sudah lama mati.

— Bandung, 1 Maret 1990


Untuk seseorang di seberang

(kamu, Christina)

Rembulan jingga berselimut mega.
Dena.
Cahaya perak menerawang di balik dedaunan.
Belantara jadi cemerlang.
Di sana kulihat kamu melangkah
pelan namun pasti.
Ketika menoleh,
kulihat kamu tersenyum
tegar menjalin hari kisah kamu sendiri.
Melangkah dan terus melangkah.
Aku tidak tahu
apakah aku terpaku ataukah kamu yang berlari
ketika kemandirian mendekap kamu
dan kesahajaan menjeratku.
Erat.

— Rumbai, 16 Nopember 1990 00:00 WIB

 

# sambung rasa

# gurat kiwari