caroline

Posted by ~alof in

Memori satu malam dengan satu pesonanya

(utopia yang hanya bisa jadi khayalan pada Caroline)

Lewat dalam hari-hariku
sejumput kenangan yang membekas di mata
saat Rue de Paris sudah sepi di tengah malam
sedang kafetaria yang terang dan hangat
masih menanti dengan secangkir kopi
buat teman menikmati lampu-lampu jalanan warna-warni.

Seorang gadis yang tampaknya berduka dan tidak peduli
duduk di sudut
menikmati santapan malamnya.
Sendiri dalam kesendiriannya
seperti hanyut dalam alun maya yang tidak mudah diterka.
Bola matanya yang hijau bening
seperti telaga dena hampa tanpa cahaya
namun tak bisa mengurangi kekaguman
yang selalu hadir di sisiku dengan karib
saat menghadapi kodrat alam penuh daya pesona.
Dan tatkala rambutnya yang tergerai disibakkan
sementara matanya sayu menatapku tajam,
kubisikkan pada angin dingin yang tiba-tiba menembus jendela:

"Gadis, bolehkah aku mencintaimu?"

— 8 Juni 1981


Ketika ada

Lari dari rumah memang tak baik
apalagi buat anak gadis seusiamu
yang masih terlalu muda buat mengecap getirnya hidup
dan masih terlampau hijau
untuk memahami alur pusaran hari di sekelilingmu
yang kerap dengan amat kuat
mencengkeram orang-orang yang tak mengerti.

— 30 Juli 1981

 

diana

Posted by ~alof in

Thames of London

Aha! Aku tak lupa,
esok adalah hari awal perjalananmu.

— 28 Juli 1981


The great procession

(bagi pewaris sebuah dinasti)

Tujuh angin berlabuh di sini
di antara gemuruh roda kereta kencana
dan suri kuda-kuda putih
yang dipacu di jalan dengan permadani merah.
Kembang dan kibar bendera membikin kota jadi semerbak
hingga orang-orang menambatkan kapalnya di muara
agar bisa turut nyalakan lilin di sepanjang jalan.
Semua terpana pada ketika yang pertama
saat awan-awan turun ke kubah menara.

Tujuh awan berarak di sini
ketika semua orang melesat tinggalkan dermaga
bersama-sama melangkah dalam irama yang penuh ritme
menyela suara nafiri dan genderang.
Kuda-kuda perkasa menderap
dengan congklangnya yang gagah
menghentak-hentak pada selembar halaman sejarah raya
di penghujung bulan ke tujuh dalam masehi.

Tujuh angin berkisaran di sini
dan terjebak dalam sebuah jentera tak putus
mengelilingi menara kota
dan kian cepat memburu
seiring bertambahnya orang-orang yang terheran.
(Betapa menakjubkan...)

Tujuh angin berlabuh di sini
di antara patung para santo
dan orang-orang satu per satu masuk katedral
dengan khidmat.

— 29 Juli 1981

 

Grand canyon of Colorado

Posted by ~alof in ,

Jurang di sini menganga mengoyak bumi
dan sebuah sungai darah merangkak di bawah.
Ada sebatang pohon oak di tebing
dan sebuah sarang elang bergayut di pucuknya.

— 28 Juli 1981

 

Ketika berjalan bersisian dalam galaunya kota
kamu tertawa ketika kukisahkan padamu
tentang tewasnya Kurt Steiner,
seorang Fallschirmjager punya harkat,
yang sangat kukenal.

— 28 Juli 1981

 

St. Peter of Rome

Posted by ~alof in ,

Tepekur di kaki basilika
aku jadi terpesona melihat kuda-kuda di padang rumput.
Sedang gemercik air yang menyelinap di sela kaki
seperti hendak mengikis sebuah masa lalu yang terserak di dada.
Dan saat seekor gagak hitam berkaok terbang
sekerat jiwaku tanggal.

— 28 Juli 1981

 

Sesaat lewat di bawah terowongan pendek
aku merasa seperti menembus sebuah lorong panjang
yang sejak dulu-dulu tak mampu kulampaui.

Secercah nyala di ujung jalan
seakan mampu menerangi arca-arca kota yang tegak menegar.

Sesaat berjalan di bawah terowongan pendek
aku serasa dicekam sepi yang amat sangat.
Betapa sakit.

— 28 Juli 1981

 

(selamat datang di rumah)

Sebuah karangan mawar merah tiba di kamarku pagi ini.
Ah, siapa pun yang mengirimnya
kuharap jangan kecewa
karena tak akan sempat kuhirup puas wanginya
lantaran malam nanti aku sudah terbaring manis
dengan jas hitam dalam keranda hitam.

— 28 Juli 1981

 

rhea

Posted by ~alof in

Impian seorang pemberontak

(serenada jingga yang dinyanyikan buat Rhea)

Ingin kutuliskan buatmu
satu puisi yang sanggup uraikan segenap pesonamu.
Namun terlalu sering aku merasa enggan membayangkanmu
sedang tangan ini tak lagi mampu goreskan pena
lantaran terlalu sering terjerat dalam terali.

— 20 Juli 1981

 

ira

Posted by ~alof in

Oxygenium II Sulphate

(balasan atas surat undangan Ira)

Percik api. Percik anggur.

Seorang lelaki menulis surat dengan jari gemetar
sedang jiwanya makin cair:

"Ira,
kalaupun aku bisa datang ke pesta pernikahanmu
aku akan datang sambil memanggul peti mati
dan menenggak secawan racun."

Percik api. Percik anggur.
Larutlah dalam nadi.

— 17 Juli 1981

 

Oxygenium I Carbon

Posted by ~alof in ,

Wajah itu demikian tingginya.
Betapa sakitnya terpelanting dari puncaknya.

— 16 Juli 1981

 

The black hole

Posted by ~alof in ,

Ada sebuah lubang menganga di cakrawala
dan kita tertawa.

— 14 Juli 1981

 

# sambung rasa

# gurat kiwari