caroline

Posted by ~alof in

Memori satu malam dengan satu pesonanya

(utopia yang hanya bisa jadi khayalan pada Caroline)

Lewat dalam hari-hariku
sejumput kenangan yang membekas di mata
saat Rue de Paris sudah sepi di tengah malam
sedang kafetaria yang terang dan hangat
masih menanti dengan secangkir kopi
buat teman menikmati lampu-lampu jalanan warna-warni.

Seorang gadis yang tampaknya berduka dan tidak peduli
duduk di sudut
menikmati santapan malamnya.
Sendiri dalam kesendiriannya
seperti hanyut dalam alun maya yang tidak mudah diterka.
Bola matanya yang hijau bening
seperti telaga dena hampa tanpa cahaya
namun tak bisa mengurangi kekaguman
yang selalu hadir di sisiku dengan karib
saat menghadapi kodrat alam penuh daya pesona.
Dan tatkala rambutnya yang tergerai disibakkan
sementara matanya sayu menatapku tajam,
kubisikkan pada angin dingin yang tiba-tiba menembus jendela:

"Gadis, bolehkah aku mencintaimu?"

— 8 Juni 1981


Ketika ada

Lari dari rumah memang tak baik
apalagi buat anak gadis seusiamu
yang masih terlalu muda buat mengecap getirnya hidup
dan masih terlampau hijau
untuk memahami alur pusaran hari di sekelilingmu
yang kerap dengan amat kuat
mencengkeram orang-orang yang tak mengerti.

— 30 Juli 1981

 
This entry was posted on Thursday, July 30, 1981 at 00:00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 comments

Post a Comment

# sambung rasa

# gurat kiwari