Ketika harpa selesai dimainkan

Posted by ~alof in ,

Sekali aku ada menginginkan datangnya satu masa
saat pelangi muncul dari balik bukit yang dapat kulihat lewat jendela kamarku
setelah hujan yang membawa lagu bayang reda.
Dan pohonan yang selalu hijau jadi tonggak langkah ke muka
memacak buramnya kerinduanku padamu.
Namun penantianku serasa jadi amat panjang. Teramat panjang.
Dan seperti akan sia-sia
karena hari tak kunjung petang.
Burung-burung gagak tak kunjung pulang ke sarangnya
meski hariku sudah dipatuknya habis
sementara pelangi tak juga hadir di hadapan.

Kala pohon tua yang pernah membelit kemerdekaanku roboh
maka gerak langkahku terhentak ke jalan
menyusur pematang-pematang khayal tentangmu.
Namun gemercik air di bawah rumpun pandan mematuk hasratku
dan semilirnya angin menyelusup daun bambu
membuyarkan darahku yang berkumpul satu
lalu memacunya ke tumit yang tambah nyeri.
Kudongakkan kepala, kutentang matahari,
sambil kugumamkan kebatuan jiwa
: pelangi akan hadir di atas nisanku.

— 17 Mei 1981

 

# sambung rasa

# gurat kiwari