Tamparlah mukaku #2

Posted by ~alof in ,

Wahai, Sang,
tamparlah mukaku
jika kusembunyikan nama-Mu.

Wahai, Sang,
tamparlah mukaku
jika kuingkari keberadaan-Mu.

Wahai, Sang,
tamparlah mukaku
jika kutampar muka-Mu.

— 6 Nopember 1983

 

Tamparlah mukaku #1

Posted by ~alof in ,

Satu,
dua,
tiga,
kuingkari janjiku.

— 6 Nopember 1983

 

Mentari di sana

Posted by ~alof in ,

"Ini pagi yang cerah, kurasa",
demikian selalu dikatakan lelaki tua itu sendiri.
Dengan beringsut selalu dicobanya melangkah.
Membuka lebar-lebar jendelanya buat sinar matahari.
Lalu ditatapnya bulatan emas di Timur.

Sambil meneguk secangkir kopi bikinan cucunya
didengarkannya kicau murai terakhirnya.
Selalu dikatakannya:
"Betapa indahnya hari ini."

Sambil bersilonjor di kursi panjang di halaman
dipejamkannya matanya.
Ah, agaknya dia tersenyum.

Lelaki renta itu selalu berharap
agar bisa mati
di pagi cerah sebuah hari yang indah.

— 4 Maret 1983

 

# sambung rasa

# gurat kiwari